Mereka yang Kool :)

Sunday, December 23, 2012

Mencintai Penanda Dosa. Mampu?

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Maha Menerima Taubat

[Kredit]



[Nota sumpah penting] : Entri ini adalah karya yang sebulat-bulatnya dikopipes. Kredit buat penulis best seller, Dalam Dekapan Ukhuwwah, Akh Salim A Fillah. Adalah sengaja Cik Prada mengopipes untuk tidak mengubah maksud asal dan 'feel' cerita sebenar ini. Allahua'lam. 

**********

Mari jadikan kisah berikut ini sebagai pelajaran, untuk tidak bermudah-mudahan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Apapun kondisinya. Bagaimanapun caranya. Terlebih lagi dengan bumbu “ta’aruf syar’i”, “khitbah”, namun tanpa diiringi dengan ilmu yang benar dalam penerapannya? (Masuk sini untuk kumpulan artikel seputar proses pernikahan yang benar). Syaithan begitu bersemangatnya dalam menggelincirkan manusia. Apabila yang berlabel “aktivis dakwah” saja tergelincir dalam tipu muslihatnya, bagaimanatah lagi dengan kami yang sekadar berlabel ‘orang awam”?





“Saya hanya ingin berbagi dan mohon doa agar dikuatkan”, ujarnya saat kami bertemu di suatu kota selepas sebuah acara yang menghadirkan saya sebagai penyampai madah. Didampingi ibunda dan adik lelakinya, dia mengisahkan lika-liku hidup yang mengharu-birukan hati. Meski sesekali menyeka wajah dan mata dengan sapu tangan, saya insyaf, dia jauh lebih tangguh dari saya.
“Ah, surga masih jauh.”


Kisahnya dimulai dengan cerita indah di semester akhir kuliah. Dia muslimah nan taat, aktivis dakwah yang tangguh, akhwat yang jadi teladan di kampus, dan penuh dengan prestasi yang menyemangati rekan-rekan. Kesyukurannya makin lengkap tatkala prosesnya untuk menikah lancar dan mudah. Dia tinggal menghitung hari. Detik demi detik serasa menyusupkan bahagia di nafasnya.


khwan itu, sang calon suami, seorang lelaki yang mungkin jadi dambaan semua sebayanya. Dia berasal dari keluarga tokoh terpandang dan kaya raya, tapi jelas tak manja. Dikenal juga sebagai ‘pembesar’ di kalangan para aktivis, usaha yang dirintisnya sendiri sejak kuliah telah mengentas banyak kawan dan sungguh membanggakan. Awal-awal, si muslimah nan berasal dari keluarga biasa, seadanya, dan bersahaja itu tak percaya diri. Tapi niat baik dari masing-masing pihak mengatasi semuanya.


Tinggal sepekan lagi. Hari akad dan walimah itu tinggal tujuh hari menjelang, ketika sang ikhwan dengan mobil barunya datang ke rumah yang dikontraknya bersama akhwat-akhwat lain. Sang muslimah agak terkejut ketika si calon suami tampak sendiri. Ya, hari itu mereka berencana meninjau rumah calon tempat tinggal yang akan mereka surgakan bersama. Angkahnya, ibunda si lelaki dan adik perempuannya akan beserta agar batas syari’at tetap terjaga.


“’Afwan Ukhti, ibu dan adik tidak jadi ikut karena mendadak uwak masuk ICU tersebab serangan jantung”, ujar ikhwan berpenampilan eksekutif muda itu dengan wajah sesal dan merasa bersalah. “’Afwan juga, adakah beberapa akhwat teman Anti yang bisa mendampingi agar rencana hari ini tetap berjalan?”
“Sayangnya tidak ada. ‘Afwan, semua sedang ada acara dan keperluan lain. Bisakah ditunda?”


“Masalahnya besok saya harus berangkat keluar kota untuk beberapa hari. Sepertinya tak ada waktu lagi. Bagaimana?”
Akhirnya dengan memaksa dan membujuk, salah seorang kawan kontrakan sang Ukhti berkenan menemani mereka. Tetapi bi-idzniLlah, di tengah jalan sang teman ditelepon rekan lain untuk suatu keperluan yang katanya gawat dan darurat. “Saya menyesal membiarkannya turun di tengah perjalanan”, kata muslimah itu pada saya dengan sedikit isak. “Meskipun kami jaga sebaik-baiknya dengan duduk beda baris, dia di depan dan saya di belakang, saya insyaf, itu awal semua petakanya. Kami terlalu memudah-mudahkan. AstaghfiruLlah.”
Ringkas cerita, mereka akhirnya harus berdua saja meninjau rumah baru tempat kelak surga cinta itu akan dibangun. Rumah itu tak besar. Tapi asri dan nyaman. Tidak megah. Tapi anggun dan teduh.
Saat sang muslimah pamit ke kamar mandi untuk hajatnya, dengan bantuan seekor kecoa yang membuatnya berteriak ketakutan, syaithan bekerja dengan kelihaian menakjubkan. 

“Di rumah yang seharusnya kami bangun surga dalam ridhaNya, kami jatuh terjerembab ke neraka. Kami melakukan dosa besar terlaknat itu”, dia tersedu. Saya tak tega memandang dia dan sang ibunda yang menggugu. Saya alihkan mata saya pada adik lelakinya di sebalik pintu. Dia tampak menimang seorang anak perempuan kecil.
[Kredit]
 “Kisahnya tak berhenti sampai di situ”, lanjutnya setelah agak tenang. “Pulang dari sana kami berada dalam gejolak rasa yang sungguh menyiksa. Kami marah. Marah pada diri kami. Marah pada adik dan ibu. Marah pada kawan yang memaksa turun di jalan. Marah pada kecoa itu. Kami kalut. Kami sedih. Merasa kotor. Merasa jijik. Saya terus menangis di jok belakang. Dia menyetir dengan galau. Sesal itu menyakitkan sekali. Kami kacau. Kami merasa hancur.”
Dan kecelakaan itupun terjadi. Mobil mereka menghantam truk pengangkut kayu di tikungan. Tepat sepekan sebelum pernikahan.

**********


“Setelah hampir empat bulan koma”, sambungnya, “Akhirnya saya sadar. Pemulihan yang sungguh memakan waktu itu diperberat oleh kabar yang awalnya saya bingung harus mengucap apa. Saya hamil. Saya mengandung. Perzinaan terdosa itu membuahkan karunia.” Saya takjub pada pilihan katanya. Dia menyebutnya “karunia”. Sungguh tak mudah untuk mengucap itu bagi orang yang terluka oleh dosa.

“Yang lebih membuat saya merasa langit runtuh dan bumi menghimpit adalah”, katanya terisak lagi, “Ternyata calon suami saya, ayah dari anak saya, meninggal di tempat dalam kecelakaan itu.”

[Kredit]
 “Subhanallah”, saya memekik pelan dengan hati menjerit. Saya pandangi gadis kecil yang kini digendong oleh sang paman itu. Engkaulah rupanya Nak, penanda dosa yang harus dicintai itu. Engkaulah rupanya Nak, karunia yang menyertai kekhilafan orangtuamu. Engkaulah rupanya Nak, ujian yang datang setelah ujian. Seperti perut ikan yang menelan Yunus setelah dia tak sabar menyeru kaumnya.


“Doakan saya kuat Ustadz”, ujarnya. Tiba-tiba, panggilan “Ustadz” itu terasa menyengat saya. Sergapan rasa tak pantas serasa melumuri seluruh tubuh. Bagaimana saya akan berkata-kata di hadapan seorang yang begitu tegar menanggung semua derita, bahkan ketika keluarga almarhum calon suaminya mencampakkannya begitu rupa. Saya masih bingung alangkah teganya mereka, keluarga yang konon kaya dan terhormat itu, mengatakan, “Bagaimana kami bisa percaya bahwa itu cucu kami dan bukan hasil ketaksenonohanmu dengan pria lain yang membuat putra kami tersayang meninggal karena frustrasi?”


“Doakan saya Ustadz”, kembali dia menyentak. “Semoga keteguhan dan kesabaran saya atas ujian ini tak berubah menjadi kekerasan hati dan tak tahu malu. Dan semoga sesal dan taubat ini tak menghalangi saya dari mencintai anak itu sepenuh hati.” Aduhai, surga masih jauh. Bahkan pinta doanya pun menakjubkan.

*kecoa=lipas 
*ikhwan=saudara lelaki / panggilan buat lelaki yang ditarbiyyah
*akhawat=saudara perempuan / panggilan buat wanta yang ditarbiyyah 


ps: Tak mampu menghalang air mata daripada mengalir selepas membaca kisah ini. Sungguh. 


Wallahualam



 

Thursday, December 20, 2012

Saya Mahu MC Satu Hari Je....! Boleh tak, Doktor?

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Mensyukuri...

Demam pun kene kuat tau! [Kredit]
Fuhh..! Lega. Settle keje aku, bro..!

Mungkin itu yang dilafazkan kebanyakan daripada kita. Atau mungkin lebih tepat bagi diri saya tika ini selepas menyiapkan kesemua esaimen dan kerja rumah lain. Yelah, siapa tak lega bila berminggu-minggu tidur hanya empat jam, berkejar-kejar ke sana sini untuk memenuhi hak manusia dan tuntutan diri sendiri, ditambah lagi dengan ragam gerak kerja dakwah dan tarbiyyah. Ditambah dengan poket yang semakin nipis dari hari kehari. Aigoooo...! Penat, letih, stress dibuatnya!

Namun, apabila tiba minggu-ulangkaji-pelajaran-tapi-sebenarnya-minggu-cuti-cuti-malaysia, terasa boleh menarik nafas lega.Bahagia bukan jika dapat pulang ke kampung halaman, bermain bersama sanak saudara, sepupu spare-part (eh), kucing-kucing yang sumpah-comel-geram-tarik-pipi, tanpa perlu memikirkan apa yang perlu disediakan buat adik-adik bulatan gembira, task-task yang diberi semasa bulatan gembira sendiri yang boleh tahan osem dan menggugah jiwanya, atau duduk di dalam bilik yang senyap sunyi untuk membaca kes-kes yang entah membina jiwa ke tak. Hehe. 


[Kredit APG]

Pernah satu kali saya bertanya kepada Puan Murobbiah saya satu ketika dulu, ''boleh tak nak mintak rehat sekejap je..? Satu hari pun jadilah. Rasa nak baring dan bersendirian je dalam bilik, saya nak amik MC daripada kerja-kerja duniawi dan juga DnT ni..? Boleh tak, Ummi? Saya rasa macam takde rasa sekarang, takut tak ikhlas''

Beliau senyap. 

Krikk. Krikk.





















Dan krikkk krikk lagi.








Dan lagi...










''Kata nak menang atau mati syahid. Kalau nak rehat, nabi ada sejuta enam puluh ratus ribu empat puluh sembilan sebab untuk berehat HANYA untuk satu hari tau. Sebab baginda dah buat kerja dengan sangat komited dan penuh mehnah. Kita..? Baru diuji rasa penat, n rasa tak ikhlas, sudah mahu quit? Heyy... Mana aci macam tu...''

Pangggg!

Tertampar sungguh dengan kata-kata tersebut. Tengsomacilebiyu lah!

Memang ya, penat. Kusut. Serabut. Jika kita tak meletakkan pengharapan TOTAL kepada Allah. Kita mudah sangat hilang sabar. Mudah melenting tak tentu pasal.

Kini, saya mengerti, 

Dalam Dakwah dan Tarbiyyah, ternyata tidak ada istilah MC...

Err, jadi, apa yang anda duduk bersandar kat sofa Lorenzo tu lagi? Bangun-bangun! Bekerjalah!

Mungkin saya lupa, Khabbab telah dipanggang hingga lemaknya menitis menutupi api bara,
Mungkin saya terleka, Jaafar telah dikerat tangannya, kudung memegang panji Islam.
Mungkin saya yang tak perasan, Sumayyah ditikam dengan tombak, direjam tanpa belas,
Mungkin saya yang ignorance, Syed Qutb telah diseksa, dipenjara, dan SYAHID di tali gantung
Mungkin benar saya yang alpa, Hassan al Banna telah ditembak dan dibiarkan tanpa pertolongan hingga hujung hayatnya, jenazahnya ditemani para akhawat dan sedikit kalangan ikhwah kerana hebatnya ikhwah kala itu ditangkap

Ya, semuanya kerana 'rasa' mahu bercut itu. Mahu kan Medical Leave.Mahu MC.


Bangkitlah!!!!

Jum, bekerja bersama-sama. Kan lebih manis? [Kredit]
"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka)? Dan janganlah mereka (menjadi) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras, dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik." 
[QS Al-Hadid, 57:16]


"Allah tidak akan bosan memberi ampunan sampai kalian bosan meminta ampun."
[HR Thabrani dan al-Hakim]
 
ps: Doakan perjalanan pulang saya selamat dan diberkatiNya... Mahu berjumpa insan-insan tersayang, adik-adik yang boleh tahan osemnya..!
 
Wallahualam
 
 


Saturday, December 15, 2012

Mujahadah Tak Semudah Hapdet Status Mukabuku

Dengan nama Allah, yang Maha Memberkati Usiaku...


Seriyuslah! [Kredit]

Alhamdulillah tsummalhamdulillah. Moga Allah ampunkan dosa-dosa kita yang telah lalu, yang sedang dibuat, dan yang akan datang. 

Pertamanya, jazakumullahu khairan katheera buat semua yang mendoakan di hari lahir, moga usia ini sentiasa diberkati, dibersihkan dan dimanfaatkan sepenuhnya di jalan ini. Ameen... 

Anda masih ingat sewaktu pertama kali murobbi dan murobbiah anda memperkenalkan 10 perkara ajaib di dunia? Hah? Apa pulak ni? Ada ke? 
Tanya anda sambil menggaru kepala itu...

Okay, salah salah. Masih ingat 10 Muwasaffat Tarbiyyah? Oh, saya lebih suka menggelar ia, 10 Sifat Terkool Muslim. Ok, panggil semula (re-call) semua sifat tu.     

[Kredit LangitIlahi.com]

Dan dan... Masihkah anda ingat 7 tangga Maratib Amal? Tidak??? Ohmaigod. Takpe, takpe. Rujukn bawah.

[kredit]
 Dan, tahukah anda apa kaitannya 10 Sifat Terkool dengan 7 Tangga Maratib Amal ini?

Seseorang itu dikatakan individu muslim yang sempurna, bila dia memenuhi 10 muwasat tarbiyah tadi. Sumpah kool, bukan? 

Namun, perasankah anda ada satu ciri yang UTAMA (bagi saya) iaitu melawan nafsu. 

Seriyusli. Bayangkanlah, jika setelah (isikan umur anda kini) kita bergelumang dengan cara hidup yang penuh lumpur jahiliyyah, hitam pekat dosa, keegoaan yang maha tinggi setelah sekian lama, maka adakah kita sangka dengan mendengar pengisian Sayonara Jahiliyyah (yang kita dilayan seperti raja; ada gula-gula bila mengantuk, ada makanan percuma bila lapar, kakak-kakak yang sumpah sweet dan baik hati, eheh), semua jahiliyyah kita, perbuatan dosa hina kita dapat dihilangkan begitu saja? Memang tak lah kan. 

Hatta Heri Poter yang ada magis saja perlu belajar dan banyak kali cubaan untuk jadi 'sifu magik'. (ok, contoh jahiliyah dari Cik Prada, eheh)

Sedar atau tidak, kita perlukan ciri ini. Mujahadah li nafsi. Dan seriyusli, nak berusaha sungguh-sungguh buang karat jahiliyyah itu amatlah payahnya jika kita tak kuat. Tak kuat apa? Kuatkan diri dengan iman dan taqwa. Dengan kefahaman yang sebenarnya. Faham apa? Err... Rasanya tak perlu saya menyampaikan Ini Sejarah Kita sekali lagi di sini ye tak? Itu tugas anda untuk mencarinya. Hehe... 
 
Ya, mungkin saya berkata berdasarkan pengalaman yang kerdil ini. Ia tak semudah berkata-kata. Tak senang bak menghapdet status status di Kicauan mahupun Muka Buku. Lebih mudah untuk belajar memasak Ikan Masak 3 Rasa daripada beristiqamah dalam bermujahadah ini. Subhanallah! Dan benarlah, kekuatan itu tak dapat diperoleh melainkan kita meminta daripada Allah moga DIA masih mahu meminjamkan kita kekuatanNya. T________T

Saya agak gerun setiap kali perkataan 'mujahadah li nafsi' disebut atau dibaca. Moga Allah memandu hati-hati kita ini. InsyaAllah.

Tadi, saya tercross ayat di bawah ini. Entah kuasa apa, saya boleh menangis. Bermujahadahlah, kata Allah. Allah cintakan kita. Walaupun kita buat dosa, kita zalimi diri sendiri, tapi bila kita teringatkan dia dengan segera, berlari-lari meminta ampun dan taubat kepadaNya, pasti, DIA akan mengampunkan dan mencintai kita. Allahu... Macam nak kata je, ''Ya Allah, inilah aku. Malam merintih memohon ampun, siang kembali membuat dosa, dan Kau masih mahu mencintai aku..?'' Jom tadabbur sama-sama. Jika masih tiada perasaan, entahlah. Saya pun dah taktahu nak kata apa. :(


“ Dan bersegeralah kamu kepada keampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, iaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu senang ataupun susah dan orang-orang yang menahan api kemarahan dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan, dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji  atau menzalimi diri sendiri, maka mereka segera mengingati Allah, lalu memohon keampunan terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu sedangkan mereka mengetahui (hukum dan kesannya)''
[Ali Imran 3:133-135]

 See? Maha Baik kan Allah? 

Nangis. 

Ya, bagaimana mungkin kita mencapai 10 muwassafat itu, jika tiada mujahadah melawan hawa nafsu? Bagaimana kita bisa mendaki tangga maratib amal jika menahan diri sahaja tidak mampu? Bagaimana mahu menjadi zaujah dan ummi solehah jika tidak mahu berusaha bersungguh-sungguh melengkapkan diri?

Maka, pertama-tamanya biarlah entri ini menjadi ingatan sentap lagi keras buat diri saya. Kerana saya tahu, tanpa ingatan dari anda, dan utamanya daripada Allah SWT, mana mungkin saya mampu melawan kejahatan nafsu ini?

Pesanan saya, simpel. Bermujahadahlah. Jika futur, BANGKIT dan mujahadah kembali. Ingat senang-senang Allah nak bagi syahid? Gazilion ramainya orang yang mahukan syahid, namun, jika cita-cita bissidqin tidak ada, maka apalah gunanya. Moga kita semua diletakkan Allah untuk menjadi syahid. Biarlah jika tidak di medan perang, cukuplah berperang dengan nafsu sendiri. Bukankah syaitan itu sangat licik? Dijadikan bahagia nan indah perbuatan dosa kita yang sumpah jelek di mata Allah. Sekali lagi, nangis. 

Moga Allah menerima taubat kita, mengampuni dosa kita semua. 

''Kerana imanmu begitu berharga''    

ps: Jazakumullahu khairan katheera untuk kejutan sempena besdei daripada usrahmet sekalian, juga awak dan awak lagi. Moga Allah membalas berlipat kali ganda...

psII: Berkobar mendengar sharing GAZA daripada Afdhlin Shauki dan geng nya. Moga DIA izinkan kita menjejakkan kaki ke sana. biidznillah.

psIII : Memenuhi hak Puan Emak di rumah. Dalam hati rasa bersalah tak dapat join mabit dan piknik bersama adik-adik terchenta. Teringat kata ummi Mum, ''bersama mak pun dakwah jugak tahu!'' Senyum lebar

 Err dan saya sudah mahu ekzem. Doakan kecemerlangan 'alat' saya ini yaaa.....! 

**********     

Wallahualam
 

Tuesday, December 4, 2012

Hadiah Sebuah Konferens Keriangan

Dengan nama Allah yang Maha Menguasai Hati-Hati Ini...

Mujahadah. [Kredit]
Alhamdulillah tsummalhamdulillah. Err, bagi saya ambil nafas 2 minit. 

Ok. Sambung semula. 

Ahah, jangan lah buat muka penuh persoalan, tu lah hakikatnya, kadang-kadang tak sempat nak ambil nafas, termengah-mengah kita di jalan ni. Anda pun dah cukup arif, bukan?

Hadiah Sebuah Konferens Keriangan. 

Pernah tak anda pergi mana-mana konferens riang, lalu semua orang di situ memberikan anda hadiah tanpa ada apa-apa sebab? Bukan kerana hari lahir anda, bukan kerana anda osem (walaupun anda sebenarnya ya,hehe) dan bukan kerana mengambil hati kerana anda sudi menjadi muwajih bagi program Ini Style Kita. Tak pernah? Seriyusli..?  
Orang kata takda, takdalah...! Eee... Sebuk je nak tanya lagi, huh! Tanak kawan awak, Cik Prada yang budiman. Ehh. 


Bagi yang sudah berada di jalan ini, sudah tentu setiap bulan pasti et lis ada satu atau dua konferens keriangan yang anda hadiri. Atau bulatan gembira, atau piknik beriman atau apa apa jelah benda-benda osem yang anda lakukan bersama murabbi dan mutarabbi anda. Ye dak?

Bagi saya, setiap kalinya, pasti akan menjanjikan keseronokan, keterujaan setiap kalinya. Dan tak kurang tamparan hebat oleh muwajih yang menyedarkan saya tentang berbagai perkara dalam DnT ini. Allahu, seronok bukan..?

Dan, konferens riang yang dihadiri hujung minggu lepas sangat terbaeeekkkkk! (thumb up)
Kali ini, seriyusli, saya merasakan Allah menghadirkan mereka yang berada di situ untuk menjawab pelbagai persoalan yang kadang-kadang tak mampu saya nak ungkapkan pada seorang manusia biasa. Hanya jika saya fikir ia sangat berkepentingan untuk dikongsi dan diutarakan, barulah saya akan bercerita itu dan ini. Yelah, Puan Murobbi saya juga sibuk orangnya, tahu...?
Bonus ukhuwwah di Konferens Riang! [Kredit]
 Perasaan saya pada tika itu seolah-olah berbunga keriangan, campur keterujaan, campur terdiam sebab tak sangka Allah kabulkan permintaan secepat itu, subhanallah!, campur spicles. MasyaAllah... Astaghfirullah.

Walaupun ada antara kita yang sudah lama berada di jalan ini, namun kita masih perlukan teguran dan nasihat daripada orang lain. Tak kisah sesiapa sahaja. Hatta kucing yang sedang bermain dengan benang juga boleh menjadi 'alat' teguran buat kita. Tapi, kadangkala kita mungkin malu untuk bercerita masalah kerana lamanya kita di jalan ini. And perhaps people don't expect that we still have tiny miny little problems involving qalbu. Ya, hati. Dan kerana ia 'liar', maka perlukan penjagaan rapi. Mungkin masalah ikhtilat, masalah husnudzon dan lain-lain.

Saya berbual dengan seorang adik osem petang semalam, dan katanya, ''hati ini soal sukar.Bila kita bercerita kepada orang lain, kita expect dia akan faham, dan bukan main-main dengan perasaan kita kala itu. Bila ada yg main-main, menyindir mungkin, tu yang jadi malas nak luahkan. Better simpan buat pekasam.''

Dan adik osem ini terus meluahkan masalahnya. Dan seperti magika, shinggg...! Legaanyaaa rasaaaa...! Kata dia. Heh.

Err. Tahukah anda, bila anda mendengar masalah seseorang, itu juga adalah hadiah buatnya?            

Memang sangat tidak bagus bila kita menyimpan, memendam sesuatu masalah. Lagi-lagi melibatkan hati. Carilah mereka yang anda selesa dengannya (mengikut jantina masing-masing) , untuk meluahkan segala yang terpendam. Ehem, maksudnya masalah. 

Namun, yang lebih osem bila Allah sendiri yang menegur, memujuk melalui insan-insan hebat di sekeliling. Alhamdulillah. Tengsomac Allah. Senyum lebar.

Dan setiap kalinya, itulah antara 'hadiah' yang paling best daripada setiap seorang di konferens keriangan. Memang riang gumbira jadinya. Hehe. 

Inilah bonus buat para du'at. Buat kita semua. Biidznillah. 

Sangat sweet teguran ALLAH. DIA tak tegur secara direct, malah berkias. Tak caye lagi..?
Nanti boleh cek Surah 'Abasa ayat 1 dan 2 ya. Jika tak faham, mintalah murobbi anda menjelaskan. Hehe.  

Destinasi konferens keriangan Ini Style Kita buat adik-adik minggu ini? ;)
Masjid Sunway mungkin? Hehe.


Akhir kata, 
Senyum.  
Happy Blessed Birthday semua Decemberians ;) [Kredit]
 


 ps: Ditarbiyyah Allah dengan melihat kejadian kemalangan meragut nyawa yang berlaku sewaktu memandu tempoh hari. Subhanallah, moga Allah lindungi kita

ps II : Dah masuk Disember. Hari Lahir sekeluargaku. Hepi Besdei semua orang. Inche Ayah, Kak Nurul, Kak Deeba, Kak Zeeha, Abang Naqiuddin, dan er err... adik perempuannya. Heheh. Oh, dan anniversarry Puan Emak juga! 

ps III : Doakan nafas saya masih panjang untuk berkejar dengan esaimen dan hak-hak yang wajib ditunaikan. Biidznillah.

Wallahua'lam

 


  
Daisypath Happy Birthday tickers